Kasus COVID-19 di Indonesia naik: 4 hal penting untuk menghindari
penularan baru
Trevino Pakasi,
Universitas Indonesia
Maret 10, 2020
9.40pm WIB
Indonesia kini tergabung dalam barisan 105 negara dan teritori yang
terkena serangan SARS-CoV-2 setelah Senin pekan lalu pemerintah mengkonfirmasi
ada dua pasien positif terinfeksi COVID-19 dan seminggu kemudian naik drastis
menjadi 27 pasien.
Berbeda dari pandemi flu burung yang muncul sejak 2003 akibat
kontak manusia dengan unggas, sebuah artikel kolaborasi ilmuwan Jerman dan Cina
yang baru-baru dipublikasikan di The Lancet menunjukkan penyebaran virus corona
yang awalnya dari Wuhan Cina ini lebih banyak dipengaruhi perilaku migrasi
manusia dalam skala besar.
Penyebaran COVID-19 begitu cepat karena penularan dari orang ke
orang dan lebih dipercepat lagi oleh jangkauan transportasi udara antardaerah
dan antarnegara/benua. Wabah bermula dari Wuhan, kini virus ini telah menyebar
ke hampir semua benua.
Karena penyakit ini belum ada obat dan vaksinnya, sangat penting
untuk mencegah perluasan penyebaran virus ini. Anda bisa melakukan setidaknya
empat hal ini: menghindari bepergian ke kota atau negara yang telah ditemukan
virus ini, menghindari kerumunan massal, meningkatkan imunitas tubuh, dan
menjaga kesehatan hewan dan melestarikan lingkungan agar hewan tidak keluar
dari habitat.
- Tunda
bepergian ke daerah endemis
Langkah pemerintah Indonesia menghentikan sementara penerbangan
dari Cina ke Indonesia dan arah sebaliknya dan larangan sementara
kunjungan/transit warga asing dari Italia, Iran, dan Korea Selatan ke Indonesia
merupakan keputusan yang tepat untuk menurunkan potensi risiko penyebaran virus
ini.
Kewaspadaan ini bukan hanya pada perjalanan internasional, tapi
juga pada perjalanan domestik. Karena Indonesia begitu luas dan banyak pintu
masuk, serta besarnya kemungkinan kasus-kasus tidak tercatat, maka penting bagi
kita untuk tetap waspada.
Agar infeksi ini tidak makin meluas, anggota masyarakat yang akan
melakukan perjalanan sebaiknya mengetahui dari awal, apakah daerah tujuannya
sedang mengalami pandemi COVID-19. Sebaliknya mereka yang tinggal di daerah
endemis, lebih baik menunda perjalanan sampai daerah tersebut dinyatakan
bersih.
Selain itu, penting bagi kita yang menempuh perjalanan, baik
domestik maupun antarnegara dan benua memperhatikan kesehatan diri sendiri,
sebelum, selama, dan sesudah melakukan perjalanan.
Untuk mencegah penularan, WHO menganjurkan untuk mencuci tangan
dengan sabun dan menghindari atau mengurangi frekuensi memegang mukosa (lapisan
dalam rongga tubuh) seperti hidung, mulut, dan mata.
Dalam perjalanan, orang dapat menjaga kebersihan diri dengan
menggunakan antiseptik sebelum dan sesudah bersentuhan dengan orang. Perlu
menjaga kebersihan tangan agar kalau ada virus yang melekat di tangan tidak
cepat menular ke mukosa tubuh.
Sesudah perjalanan dari daerah berisiko, Anda akan mendapatkan
kartu kuning health alert card dari kantor kesehatan pelabuhan di bandara
internasional. Kartu ini adalah kartu screening ketika mendarat, disimpan dalam
waktu 14 hari sesuai masa inkubasi coronavirus. Kartu ini harus dibawa saat
berkonsultasi jika dalam masa inkubasi terjadi gejala-gejala infeksi saluran
pernapasan. Selama periode itu kita harus tetap menjaga kesehatan.
Bila Anda harus berpergian pada musim wabah coronavirus seperti
saat ini, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter ahli travel medicine.
Mereka dapat memberikan saran yang lebih spesifik terkait perjalanan Anda.
2. Hindari
kerumunan orang
Sejumlah perusahaan dunia membatalkan acara-acara yang mempertemukan
ribuan orang untuk menghindari penyebaran virus ini. Facebook membatalkan
konferensi tahunan F8 yang sedianya digelar Mei, pameran teknologi terbesar di
dunia, Mobile World Congress ( MWC 2020), di Barcelona juga dibatalkan.
Pemerintah Arab Saudi melarang sementara ibadah umrah, baik dalam
negeri maupun luar negeri, setelah ditemukan dua kasus positif COVID-19 di
negara itu.
Menghindari kerumunan ini sangat penting karena kita tidak pernah
tahu apakah seseorang yang datang ke suatu kerumunan terinfeksi atau tidak.
Penyebaran virus di Wuhan begitu cepat karena pada Desember hingga
Januari ada dua perayaan tahun baru, yaitu tahun baru Masehi dan Imlek, yang
mempertemukan ribuan orang dalam kegiatan bersama. Transmisi virus yang mungkin
terjadi pada minggu-minggu tersebut dan langsung menyebar luas tanpa diketahui
sebelumnya.
Penyebaran virus dengan cepat di Korea Selatan juga diduga kuat
akibat kerumumanan orang. Seseorang yang positif COVID diduga menulari
orang-orang dalam kegiatan di satu gereja.
Penularan virus corona bisa terjadi melalui kontak dekat, antara
1-2 meter dengan seseorang yang terinfeksi. Jika orang yang terinfeksi
menyentuh hidung, mata dan mulutnya dengan tangannya, kemudian menyentuh
permukaan seperti meja, pegangan pintu, sandaran kursi, pagar tangga dan
lain-lain, ia bisa menempelkan virus pada permukaan-permukaan tersebut. Jika
orang lain menyentuh permukaan-permukaan tersebut dengan tangan mereka,
kemudian menyentuh wajah mereka, ada kemungkinan ia akan tertular.
Tidak mengherankan jika penyebaran virus corona yang menimpa kasus
pertama dari Depok disinyalir menyebar melalui sebuah kegiatan dansa bersama.
3. Tingkatkan
imunitas tubuh
Coronavirus menyerang sistem pernapasan. Di sepanjang saluran napas
sampai ke paru-paru kita terdapat sel-sel yang mempunyai fungsi utama melawan
penyakit, seperti coronavirus. Meningkatkan imunitas tubuh berarti
mempertahankan sel-sel tersebut bisa berfungsi optimal.
Untuk membuat daya tahan tubuh lebih kuat adalah kembangkan pola
hidup sehat dengan cara makan teratur, bergizi, cukup protein dan karbohidrat
sebagai sumber energi. Berhentilah merokok, karena racun yang terkandung dalam
rokok menurunkan kemampuan pertahanan saluran pernapasan.
Minum antioksidan seperti vitamin C dosis tinggi juga membantu mengurangi
kerusakan sel karena pengaruh polusi udara dan bahan kimia. Olahraga secara
teratur, setidaknya 150 menit per minggu, bisa meningkatkan ketahanan tubuh.
Praktik seperti ini tak hanya penting sebelum perjalanan jauh tapi seharusnya
menjadi kebiasaan hidup sehari-hari.
Kebiasaan lain untuk meningkatkan ketahanan tubuh adalah melatih
sel-sel ini dengan memberikan sparring partner seperti mengkonsumsi makanan
atau minuman yang mengandung probiotik, allergen, dan patogen yang dilemahkan
meski efektivitasnya masih belum bisa terukur secara jelas.
4. Jaga
kesehatan hewan dan lestarikan lingkungan
Ada beberapa tipe coronavirus, yaitu hanya menginfeksi manusia,
hanya menyerang hewan, dan ada pula yang keduanya. Dari sinilah perjalanan
mengapa timbul virus corona yang bisa mewabah.
Sejak ditemukan pertama kali pada 1960 Coronavirus (CoV) merupakan
virus yang dianggap tidak berbahaya. Virus ini hanya menyebabkan infeksi ringan
di saluran nafas, yang sering disebut flu (common cold).
Namun pada 2003, timbul jenis baru coronavirus yang berbahaya
menimbulkan pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) coronavirus,
muncul dari daratan Cina. Sepuluh tahun kemudian pandemi serupa muncul dari
semenanjung Arab, dengan ditemukannya kasus kematian di pesawat dengan gejala-gejala
gangguan pernapasan yang berat. Muncullah pandemi Middle East respiratory
syndrome coronavirus (MERS-CoV) yang menginfeksi lebih dari 2500 orang di
seluruh dunia dengan 866 kematian.
SARS-CoV dan MERS-COV awalnya menginfeksi kelelawar, yang kemudian
menulari binatang lain, seperti unta dan luwak, yang pada akhirnya menulari
manusia.
Munculnya wabah COVID-19 menggambarkan bahwa coronavirus ini adalah
virus yang mudah berubah oleh lingkungan maupun host (inang), dan semakin
ganas. Perubahan-perubahan yang terjadi karena kemampuan mutasi virus ini tidak
segera dikenali oleh populasi manusia, sehingga bisa menyerang orang banyak.
Kasus-kasus coronavirus yang bermutasi mungkin terjadi di Indonesia
mengingat luasnya wilayah, banyaknya pintu masuk, dan keanekaragaman biotanya.
Perbedaan kualifikasi pelayanan kesehatan juga menyebabkan ada kasus-kasus
penyakit akibat mutasi virus tersebut tidak terlaporkan.
Kita perlu mencegah agar virus ini tidak bermutasi dan menulari
hewan, terutama hewan liar dan pada akhirnya menulari manusia.
Pertama, manusia perlu menjaga kesehatan hewan peliharaannya, baik
yang diternak di lokasi khusus maupun yang dipelihara dalam rumah. Caranya pun
secara umum sama dengan menjaga kebersihan hewan tersebut, sanitasi kandang,
dan memberikan makanan yang bergizi. Apabila ada yang bergejala sakit, maka
hewan itu pun perlu diperiksakan ke dokter hewan, agar penyakitnya tidak
menular ke manusia.
Lokasi yang jauh dari pemukiman bisa mendukung mencegahan
penularan, tapi tidak selalu hewan bisa ditempatkan jauh dari pemukiman
manusia.
Kedua, agar hewan-hewan liar tidak sakit dan keluar dari habitatnya
serta kemudian menulari manusia, maka kita perlu menjaga kelestarian
lingkungan. Bahkan mungkin pula dengan menjaga lingkungan, kemungkinan mutasi
virus-virus di dunia, khususnya coronavirus, berkurang.
Copy paste by https://theconversation.com/kasus-covid-19-di-indonesia-naik-4-hal-penting-untuk-menghindari-penularan-baru-132602
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menuliskan nama, no absen dan kelas dalam kolom komentar dibawah ini lalu publikasikan!
- Apa isi dari artikel tersebut? jelaskan dengan bahasamu sendiri minimal 3 paragraf dengan 6 kalimat/paragraf!
- Dari artikel tersebut langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah penularan covid-19?
- Hubungkan isi artikel tersebut dengan materi Kehidupan Islami Warga Muhammadiyah dalam lingku kehidupan pribadi, bermasyarakat serta melestarikan lingkungan sekitar!